Banyak sarjana pengangguran hari ini bila kita lihat berita, dan mengapa hal ini terjadi sobat geofisikaid sudah tahu bukan. Kalau di media online memeberitakan secara eksklusif dari internal BPS sekitar 7.4 juta mengalami pengangguran, kalau dari badan pusat statistik nasional belum keluar secara resminya. Dari data ketenaga kerjaan umum kalau kata BPS badan statistik pengangguran Indonesia naik 300 ribu  orang dalam setahun (2015) itu yang tercatat dan kurang lebih (total 7,4 juta orang). Dan yang berita gembiranya adalah jumlah pengangguran untuk lulusan strata satu (S1) atau dengan pendidikan tinggi berdsarkan  data bulan februari 2014 - februari 2015 naik  dari yang awalnya 4.32 % naik menjadi 5.34 %. Yaitu kalau dihitung-hitung dari total 7.4 juta manusia kurang lebih adalah 395.160 manusia atau bila di genapkan 400ribuan manusia S1 nganggur. :( Mengapa hal ini terjadi dikarenakan seiring dengan naiknya angkatan kerja nasional tahun 2015 ini bertambah sebesar 6,4 juta manusia (survei agustus 2014). dan banyaknya pengangguran di Indonesia adalah jumlah serapan tenaga kerja secara statistik diperkirakan hanya 1 juta manusia. dalam periode 1 tahun (dari febuari 2014 -februari 2015). :(
Itu statistik nya masih bergerak ada juga yang terserap bekerja tapi belum tercatat :)
Lalu, bagaimana dengan nasib sarjana ahli kebumian hari ini apakah sehat dan baik baik saja?
ya jelas para geofisikawan hari ini juga mengalami masa keteteran, atau pontang panting hal ini di sebabkan oleh 5 hal :

1. Kekurangan serapan tenaga kerja dan perlambatan ekonomi
Kekurangan serapan tenaga kerja seperti yang di atas telah dipaparkan, khusus tahun ini yang punya pendidikan tinggilah yang mengalami kenaikan. Dan karenakan geofisika sendiri masuk dalam katagori pendidikan tinggi (minimal S1) tentu saja mengalami imbasnya.

2. Penurunan harga komoditas secara global
Komoditas global mengalami penurunan secara global, sedangkan bidang kerja para agan geofisikawan adalah berkaitan dengan industri komoditas misalkan tambang, sebagai contoh adalah harga konsentrat tembaga, konsentrat seng, konsentrat timbal, konsentrat besi, konsentrat mangan, konsentrat ilmenite, batubara dan lainnya. Kalau harga komoditas itu naik ya pastri untungkan gan perusahaan perusahaan tambang, kalau harga turun yah sedikit untung bukan. 

3. Kebijakan ekspor konsentrat setengah jadi
Kebijakan pelarangan komoditas tambang mentah pasti agan sudah dengar bukan, ya ada bagus nya sih dengan pelarangan barang mentah terutama komoditas tambang. Yang pertama adalah meningkatkan nilai jual produk tersebut, yang kedua adalah meningkatkan serapan tenaga kerja dan yan ketiga adalah mewujudkan mimpi Indonesia menjadi negara industri. Walau dalam prosesnya banyak kendala dan penolakan dikarenakan inrastruktur keuangan beberapa perusahaan yang belum kuat dalam membangun smelter (tempat peleburan biar barangnya jadi setengah jadi). Jadi sebenarnya sudah lama pemerintah memberikan kebijakan ini namun masih saja tarik ulur minta dan lobi lobi kelonggaran dan ini tu di dalamnya.
Namanya perusahaan, tujuannya adalah untung. dan pemerintah tujuannya adalah mengatur, kadang ada masalah.
Disisi lain, ada perusahaan yang menjalankannya, ada yang tidak menjalankannya dan ada yang malah gulung tikar karena tidak mampu. Kenapa gulung tikar? dikarenakan barang mereka kan ga bisa di jual ke luar. Darimana bisa dapat keutungan untuk menutup biaya produksi, sedangkan karyawan butuh makan? sedangkan pabrik smelter belum di buat/ belum jadi/ baru dibuat.
Wah kalau sampai gulung tikar repot deh para adik adik job seeker.
Dan hari ini sepertinya pemerintah semakin tegas dengan peraturan ini. Lobi lobi mulai di tinggalkan mau tidak mau perusahaan harus buat smelter. Investor mulai diundang untuk diskusi rencana pengembangan smelter oleh pemerintah. Perusahaan terus di dorong untuk segera menyelesaikan peraturan ini.

4. Harga minyak yang lagi jeblok
Harga minyak dunia lagi turun ada juga dampak buruknya gan meskipun ada baiknya juga buat negara kita yang masih impor minyak. Dampak buruknya adalah industri minyak ga bisa nutup biaya produksi mereka. Banyak sub kegiatan dalam industri perminyakan bukan, nah ketika harga minyak mentah dunia aturun maka kegiatan kegiatan di dalamnya pasti terganggu bukan?
Kalau geofisika?
Kalau geofisika yang tergabung dalam industri migas biasanya terletak di dalam unit eksplorasi. Dan agan sudah ketahui semua bukan eksplorasi migas itu high risk dan high cost.tentulah dengan harga minyak yang sedang turun hebat kali ini pasti di cut kegiatan di level ini. Karena setelah dikalkulasi biaya eksplorasi lebih mahal ketimbang harga cadangan migas yang terhitung. Di sub bidang yang lain tentunya juga merasakan hal yang sama jika masih berhubungan dengan industri migas. Tentu saja perusahana kini mulai bingung mengakomodasi karyawan mreka. Jangankan untuk merekrut anggota baru, karyawan tetap mau di kasih salary darimana perusahaan bahkan bingung. :)

5. Proyek geothermal yang jalan di tempat
jalan di tempat bukan baris berbaris gan tapi ketidak jelasan arah projek geothermal ini. Sempat kemarin terdengar hiruk pikuknya namun ini hilang lagi entah kemana ? geothermal  ini juga sama dengan industri perminyakan high risk. Selain high risk masih masalah terkait pembebasan lahan. namun yang paling penting dari permasalahana adalah mengenai kontrak kerja perusahaan. Agan pasti tahu kalau sekali ngebor geothermal itu biaya nya bisa sampai 10 juta dolar?. 
10 juta dolar, wow, itupun belum tentu berhasil
Itu pun belum tentu berhasil kalau perusahaan geothermal di New Zealand dan Amerika yang sudah maju geothermalnya didorong oleh pemerintah. Biaya eksplorasi di tanggung pemerintah sedangkan kalau di Indonesia sendiri masih dibiayai oleh investor atau pemegang ijin itu sendiri. Disisi lain konsumen energi listrik di Indonesia masih didominasi oleh masyarakat, belum kepada industri. Sehingga para investor dan perusahaan tersebut masih berpikir dua kali dalam pengembangan geothermal. Apakah benar benar menguntungkan atau tidak?
Kalau bagi pemerintah industri energi dirasa penting sudah selayaknya di dorong.. namun kemungkinan masih ada sesuatu sebab mengapa bisa seperti kondisinya. Bisa jadi masih butuh proses beralih dari  energi batubara saat ini ke energi yang lebih bersih.
Alhasil geofisikawaan masih belum dilirik, geofisikawan beralih ke industri  yang lain dahulu. Optimisme untuk bekerja di industri ini masih lama menunggu negara ini maju dulu. Atau sebenarnya menjadi maju dengan mengembangkan energi geothermal dulu .:)) mana yang duluan? 

Akhirnya seperti terseok seok dengan keadaan, tidak hanya di rasakan oleh ahli geofiskwan saja lho.. Namun juga oleh agan-agan di industri kebumian. Seperti jurusan geologi, perminyakan, tambang, lingkungan, dan engineering yang terkait. Yah tahun ini adalah lagi tahun 2015 adalah tahun yang kurang bersahabat buat teman teman di industri ini. Dan buat para adik adik yang baru lulus siapkan mental dalam mengarungi keras nya persaingan mencari kerja. Dan jangan pernah berjalan sendiri share bagi bagi link bekerja bersama mencari kerjaan dengan teman-teman sejawat. ( yda)
 
Top