Si B : Nyari air? Gimana gan ..?Mencari air sebenarnya pakai konsep geologi saja sudah oke, namun biar lebih oke dan berkelas perlu di tambahkan dengan metode geolistrik.
Si A : Pakai geolistrik..
Si B : Knapa harus pakai geolistrik?
Si A : biar keren.
Si B : Apakah tidak buang buang waktu saja?? Tinggal bor pasti dapat kok airnya?
Si A : Hmm…belum tentu..Siapa yang bisa jamin di bawah tanah itu air nya?
Metode geolistrik ini fungsi nya memastikan ada gak air di dalam tanah ( batu) itu.. hampir hampir menjamin dengan garansi , tapi tidak garansi 100% juga. Namun memastikan dengan lebih pasti..
Kenapa harus di pastikan, karena kalau sudah di bor, tidak dapat air, rugi ngebor rugi uang dan kecewa, tujuan mencari air gagal. Kalau pindah lokasi lain trus di bor lagi, gagal lagi kecewa dua kali. . dst.. Jadi biar jreng sekali bor kena, mending kita gunakan metode ilmiah, Konsep geologi dan metode geolistrik..
Konsep geologi meliputi banyak tapi ini saja antara lain :
1. Sejarah Geologi
Setiap tempat ada sejarah geologinya, sejarah geologi cerita tentang batu batu apa saja yang ada di bawah lokasi yang mau bor. Mungkin gak ada batu yang mengandung air kalau di baca dari sejarah terbentuknya lokasi yang mau di bor
2. Karakter Batunya
Dari sejarahnya di ketahui karakter batunya, apakah mungkin batunya dapat menyimpan air, atau sebagai tempat air. Atau yang lebih di kenal sebagai akuifer. Akuifer dapat menyimpan air dan mengalirkan air (dengan debit/volume tertentu). Lebih oke lagi kalau dibawah lapisan akuifer ada batuan yang kedap air, ibarat sebuah spons yang di taruh di sebuah mangkuk.
3. Faktor Geologi lain yang lebih detil
Misalkan ada kekar, sesar, Iklim, musim, aktifitas manusia dan faktor faktor yang lain.
Setiap tempat ada sejarah geologinya, sejarah geologi cerita tentang batu batu apa saja yang ada di bawah lokasi yang mau bor. Mungkin gak ada batu yang mengandung air kalau di baca dari sejarah terbentuknya lokasi yang mau di bor
2. Karakter Batunya
Dari sejarahnya di ketahui karakter batunya, apakah mungkin batunya dapat menyimpan air, atau sebagai tempat air. Atau yang lebih di kenal sebagai akuifer. Akuifer dapat menyimpan air dan mengalirkan air (dengan debit/volume tertentu). Lebih oke lagi kalau dibawah lapisan akuifer ada batuan yang kedap air, ibarat sebuah spons yang di taruh di sebuah mangkuk.
3. Faktor Geologi lain yang lebih detil
Misalkan ada kekar, sesar, Iklim, musim, aktifitas manusia dan faktor faktor yang lain.
Setelah sudah Oke.. mari di geolistrik,, kalo belum oke. Ya jangan di geolistrik, cari tempat lain. Tapi kalau memang daerah ini harus di cari airnya maka perlu analisa ekstra mencari dan membatasi daerah dengan penelitian yang lebih detil. Konsep geologi yang paling utama, dan geolistrik yang akan memberi pencerahan ( walau tidak 100% juga) benar ada atu tidak airnya sesuai dengan konsep geologi.
Geolistrik dimulai, pertama dengan menentukan titik yang akan di survei namun bisa juga berupa penampang. Penampang sayatan suatu daerah yang menunjukan daerah itu mengandung resistivitas yang rendah. Resistivitas yang secara regional secara umum di suatu daerah yang luas. Penentuan bagian yang disayat, sudah tentu berkomunikasi dengan mas mbak geolog, kecuali memang geofisikawannya adalah juga level pro geologi. Jadi cukup berkonsutasi dengan diri sendiri.
Yang berupa titik pengukuran adalah yang sudah sedikit lebih yakin dengan daerah penelitiannya atau sudah sesuai dengan geologinya sehingga tinggal di buktikan saja. Pada survei titik ini yang di survei adalah suatu titik kemudian tegak lurus kedalam bumi, jadi mirip dengan sumur. Bahasa geofisikanya adalah metode sounding. Hasil dari metode sounding mirip seperti data log sumur, isinya meter kedalaman dan parameter ( Parameter adalah resistivas semu ).
Kasarnya nilai resistivitas rendah berarti mengandung air, resitivitas yang besar berarti tidak mengandung air. Sebeneranya Air adalah isolator atau penghantar istrik yang buruk, tapi tidak terlalu buruk kalau dibandingkan dengan batu yang solid atau lapisan yang ga ada airnya. Air masih dapat menghantarkan listrik tapi tak sehebat logam. Ketika sudah jadi satu di dalam tanah (lapisan batu yang beraneka ragam) ketika di ukur. keberadaan air dalam tanah( batu) punya efek yang hanya bisa di baca oleh ahli geofisika, hehehe. Oh lapisan ini ada airnya , o.. lapisan ini tidak ada airnya.. resistivitas kecil belum tentu juga pasti mengandung air, ada faktor X di kurva sounding yang mistis.. ( faktor X: pengalaman).
Akhirnya penelitian geofisika selesai, reportnya diskusi sama orang geologi "ada gak airnya", kalau ada oke, kalau tidak cari lagi analisa lagi baik geologinya maupun geofisikanya. Kalau yakin sudah ada bisa di laporkan ke pak kades , ke perusahaan, investor atau pihak yang membutuhnkan untuk dilakukan tahapan selanjutnya. Di BOR.. dan hasilnya jreng sekali tembak langsung kena.. (dengan ijin Tuhan tentunya)
Geolistrik dimulai, pertama dengan menentukan titik yang akan di survei namun bisa juga berupa penampang. Penampang sayatan suatu daerah yang menunjukan daerah itu mengandung resistivitas yang rendah. Resistivitas yang secara regional secara umum di suatu daerah yang luas. Penentuan bagian yang disayat, sudah tentu berkomunikasi dengan mas mbak geolog, kecuali memang geofisikawannya adalah juga level pro geologi. Jadi cukup berkonsutasi dengan diri sendiri.
Gambarnya dari Univ Hasanuddin ;0
Yang berupa titik pengukuran adalah yang sudah sedikit lebih yakin dengan daerah penelitiannya atau sudah sesuai dengan geologinya sehingga tinggal di buktikan saja. Pada survei titik ini yang di survei adalah suatu titik kemudian tegak lurus kedalam bumi, jadi mirip dengan sumur. Bahasa geofisikanya adalah metode sounding. Hasil dari metode sounding mirip seperti data log sumur, isinya meter kedalaman dan parameter ( Parameter adalah resistivas semu ).
Kasarnya nilai resistivitas rendah berarti mengandung air, resitivitas yang besar berarti tidak mengandung air. Sebeneranya Air adalah isolator atau penghantar istrik yang buruk, tapi tidak terlalu buruk kalau dibandingkan dengan batu yang solid atau lapisan yang ga ada airnya. Air masih dapat menghantarkan listrik tapi tak sehebat logam. Ketika sudah jadi satu di dalam tanah (lapisan batu yang beraneka ragam) ketika di ukur. keberadaan air dalam tanah( batu) punya efek yang hanya bisa di baca oleh ahli geofisika, hehehe. Oh lapisan ini ada airnya , o.. lapisan ini tidak ada airnya.. resistivitas kecil belum tentu juga pasti mengandung air, ada faktor X di kurva sounding yang mistis.. ( faktor X: pengalaman).
Akhirnya penelitian geofisika selesai, reportnya diskusi sama orang geologi "ada gak airnya", kalau ada oke, kalau tidak cari lagi analisa lagi baik geologinya maupun geofisikanya. Kalau yakin sudah ada bisa di laporkan ke pak kades , ke perusahaan, investor atau pihak yang membutuhnkan untuk dilakukan tahapan selanjutnya. Di BOR.. dan hasilnya jreng sekali tembak langsung kena.. (dengan ijin Tuhan tentunya)
-End